Menabur Kharisma Menuai Kuasa Forex


Kompas, 19 de junho de 2004 Dua Karisma Berebut Kuasa Judul Buku. Menabur Kharisma Menuai Kuasa, Kiprah Kiai dan Blater sebagai Rezim Kembar di Madura Penulis. Abdur Rozaki Pengantar. Abd A8217la Penerbit. Pustaka Marwa Yogyakarta, Cetakan I, Januari 2004 Tebal. Xxvi 214 halaman MASYARAKAT Madura dengan segala kompleksitas budaya dan dinamika kehidupan masyarakatnya memang menarik untuk dikaji. Ini bisa kita lihat setidaknya dari berbagai studi yang pernah dilakukan oleh para peneliti. Elly Touen Bousma, misalnya, meneliti tentang kekerasan di masyarakat Madura. A. Latief Wiyata mengulas tradição carok sebagai bentuk penegakan harga diri orang Madura. Kuntowijoyo, melalui aspek ekologis, memotret perubahan sosial di Madura. Sedangkan Mutmainnah, dengan kasus rencana pembangunan jembatan Suramadu, melihat peran ulama dalam konteks demokratisasi. BUKU Menabur Kharisma Menuai Kuasa yang ditulis Abdur Rozaki ini menambah deretan penelitian di atas. Berbeda dengan penelitian-penelitian yang lain, Rozaki di sini memotret dua kekuatan penting di temh masyarakat Madura serta berbagai relasi kuasa yang mereka bangun. Dua kekuatan itu adalah kiai dan blater (jagoan). Seperti kita tahu, penduduk Madura mayoritas memeluk Islam. Kenyataan ini kemudian menempatkan tokoh agama (kiai) pada posisi yang sangat penting dan sentral di tengah masyarakat. Bahkan, bagi masyarakat Madura, kiai dipandang tidak hanya sebagai subyek yang mengajarkan ilmu-ilmu agama, tetapi juga sebagai subyek yang mempunyai kekuatan linuwih. Itu sebabnya, ia juga berperan sebagai tabib, yang diminutai mantra atau jimat dalam segala urusan dan tempat belajar ilmu kanuragan. Adapun struktur ekologis wilayahnya yang tandus dan tidak produktif telah menyebabkan masyarakatnya mengalami kemiskinan sosial-ekonomi. Di samping memang adanya pengalaman masyarakat Madura de massa kapitalismo coloniais yang mengalami proses eksploitasi dan dehumanisasi. Kenyataan ini melahirkan perilaku kriminal di tengah masyarakat. Di sinilah blater muncul. Dalam konsepsi masyarakat Madura, blater adalah orang yang memiliki kemampuan olah kanuragan, dan kekuatan magis yang (biasanya) mereka digunakan dalam tindak kriminal. Bagi masyarakat Madura sendiri, ada dua pandangan mengenai sosok blater ini. Ada blater yang memberikan perlindungan keselamatan secara fisik kepada masyarakat, berperilaku sopan dan tidak sombong. Namun, ada juga blater yang disebut bajingan karena tidak menjalankan peran sosial yang baik di masyarakat. DUA kekuatan sosial itu, análise de menurut Rozaki, ternyata sangat berpengaruh dalam membangun relasi kuasa di tengah masyarakat. Kiai membangun relasi kuasa melalui proses kultural, yaitu melakukan islamisasi. Beragam media kultural mereka ciptakan untuk membangun kesadaran keagamaan umat, misalnya, membangun langgar, pondok pesantren, dan sekolah agama. Di sini awalnya kiai melakukan transferência pengetahuan keagamaan, tetapi pada ujungnya menjadikan dirinya sebagai kekuatan hegemoni dalam mengonstruk bangunan kognitif dan tindakan sosial masyarakat. Berbeda dengan kiai, dalam membangun kekuatan sosial, blater melakukannya melalui praktik-praktik kriminal, seperti carok, sabung ayam, dan modus pencurian dan perampokan. Blater yang sudah kembali hidup normal dalam masyarakat biasanya menjadi penengah dan mediador yang baik dalam menyelesaikan konflik antaranggota masyarakat. Itu sebabnya, ideologi sosial yang mereka bangun adalah membantu masyarakat. Dua kekuatan ini, dalam konteks pembentukan karakter masyarakat Madura, perannya sangat terasa. Tradisi blater, misalnya, telah membentuk karakter masyarakat Madura yang keras dalam membela harga diri. Adapun kiai sangat kuat pengaruhnya dalam membangun suasana keagamaan. Uniknya, dalam perkembangannya, dua kekuatan sosial itu ternyata saling refut dalam ruang-ruang sosial yang sangat luas dengan motivo ekonomi dan politik. Dalam konteks ini, seperti diungkap Rozaki dalam buku ini, dua kekuatan itu bisa saling berebut dominasi, misalnya dalam kasus pemilihan kepala desa, pemilihan bupati, aktivitas di sekolah agama, dan bahkan politisasi nama karismatik almarhum Kiai Kholil. Semua itu terjadi tidak lain untuk meraup keuntungan dan kepentingan mereka masing-masing, baik secara ekonomi maupun politik. Fenomena yang diungkap Rozaki ini memberikan penjelasan kepada kita betapa kekuatan karisma demikian signifikan di tengah masyarakat Madura. Di tengah motif sosial, ekonomi, dan politik, kekuatan karisma dari dua kekuatan sosial itu saling berebut dominasi dan kekuasaan di dalam masyarakat. Akhirnya sosok kiai yang semestinya sebagai penjaga moralitas agama bisa terjerembab pada kepentingan-kepentingan profan semata. Dan pada sisi lain, kekuatan fisik, dan bahkan tindakan kriminal yang direpresentasikan oleh sosok blater, bisa saja menjadi pembentuk karisma untuk memperoleh kekuasaan. Dominique dan perebutan kekuasaan dua kekuatan karismatik itu sangat kentara karena Rozaki dengan sengaja memilih dua kabupaten: Sampang dan Bangkalan sebagai wilayah obyek kajian. Di dua kabupaten inilah, di samping tradisi blater tumbuh dan mengakar sangat kuat di tengah masyarakat, terdapat juga dinasti Kiai Khalil yang pengaruhnya, hingga kini, sangat kuat. Buku Rozaki ini, dalam konteks studi tentang Madura, seperti diakui Kuntowijoyo, merupakan teror mental. Betapa tidak, sejauh ini studi tentang Madura hanya berkisar soal kiai, masjid e dan pesantren. Namun, buku ini telah menyajikan sosok blater (jagoan) dengan berbagai jaringan dan peran sosialnya di masyarakat serta relasinya dengan kiai sebagai kekuatan dominan dan hegemonik. Di atas semua itu, yang patut dicatat dari buku ini adalah bahwa karisma, dengan segala bentuknya, selalu saja berujung pada kuasa. Dan kuasa pada ujungnya selalu memegang tafsir hegemonik untuk mengukuhkan status quo-nya. Masyarakat sulit keluar dari dominasi itu. Hal-hal yang sakral (agama) telah tercampur aduk dengan hal-hal profan. Ujungnya, insensibilitas moral-agama pun teradi. Daryati P Achmad Peminat Masalah Sosial Politik, Tinggal di Yogyakarta Kompas, 19 de junho de 2004 MENGENAI SAYA A. LATIEF WIYATA Saya dilahirkan de Desa Parsanga, Sumenep, Madura. Pendidikan Sekolah Dasar (SD) di Sumenep, (1963) SMP di Pamekasan, (1966) SMA di Bangkalan, (1969). Kemudian melanjutkan ke FISIP (jurusan Administrasi Negara) Universitas Jember, Jember (1975) Pascasarjana (Sosiologi) di FISIP UI, Jacarta (1984) e Doktoral (Antropologi) di UGM, Yogyakarta (2001). Sejak 1974 sampai sekarang sebagai dosen di FISIP Universitas Jember. Mengelola Pusat Kajian Madura di Universitas Jember bersama dengan Dr. Huub de Jonge kemudian dilajutkan bersama dengan Dr. Robert Wessing (1985-1993). Selain itu pernah aktif di Universitas Trunojoyo (Ketua LPPM) Bangkalan, Madura (2002-2004) Peneliti Tamu di LIPI, Jacarta (2004-2006) Peneliti di CERIC FISIP UI, Jacarta (2002-sekarang) Universitas Mercu Buana, Jacarta (2007- 2008) Staf Ahli DPR-RI, Jacarta (2005-2009) DP2M Dikti Kemdiknas, Jakarta (2005-sekarang) dan sebagai Equipe Líder de Projecek SCBD Kabupaten Sampang, Madura (2009-2011). Lihat profil lengkapku The Draft of Western Madura Buku Carok, Edisi 1 (2002) Buku Carok, Edisi 2 (2006) Kemelut Pilkada Sampang Madura 2000-2005 (Yogyakarta: Laksbang, 2005) Conflitos Comunitários em Kalimantan (LIPI-CNRS 2006) Pemetaan Kebudayaan Di Provinsi Jawa Timur (2008) MENABUR KHARISMA MENUAI KUASA, kiprah Kyai dan Blater sebagai REZIM KEMBAR DI MADURA. Penulis: Abdul Rozaki. MENABUR KHARISMA MENUAI KUASA, kiprah Kyai dan Blater sebagai REZIM KEMBAR DI MADURA. Penulis: Abdul Rozaki. Terbit 2004 Tebal 240 halaman --------- Kondisi kertas bookpaper kuning import bagus. Não Original Catatan Pelapak Tips Belanja. Meski harga Buku murah di kota tertentu perhatikan ONGKOS KIRIM nya belum tentu murah, akan tercermin dalam akumulasi harga buku digabung ongkir, baru terlihat mana YANG LEBIH MURAH. Misal SURABAYA ke JAKARTA PUSAT dibandingkan JOGJAKARTA ke JAKARTA PUSAT ternyata ongkos kirim lebih murah dari SURABAYA atau MALANG selisih 4.000kg daripada JOGJA. Bila harga buku Jogja 20.000 dan kota SURABAYAMALANG 22.000, maka akan lebih murah SURABAYA dari JOGJA akumulasinya Buku buku yang kami exibir baik BARU, BEKAS adalah ORIGINAL, ASLI. Untuk buku literatur lawas hardcopy akan kami sendirikan dalam LABEL buku REFERENSI cópia impressa ... sábia satu dicas mengetahui asli tidaknya adalah bila pesquisando produk dengan judul sama dan dijual di berbagai pelapak, bila ada yang fotonya agak ganjil dan harganya miringsangat miring, sebaiknya ditanyakan dulu kondisi keaslian Buku tersebut ke pelapaknya Stok: Mohon konfirmasi stok via kotak pesan terlebih dahulu untuk memastikan barang tersedia saat transaksi Selain Online, kami juga buka Toko offline berlokasi di kota Malang Jawa Timur Habis Temporário. Item di pasta Barang Tidak Dijual bisa ditanyakanpm via kotak pesan, karena kemungkinan bisa proses didatangkan ulang Banyak. Jika pada spesifikasi tertera Stok Barang tersedia 1 buah, dan pembeli membutuhkan lebih, bisa ditanyakanpm via kotak pesan, dimungkinkan kami rubah stok menyesuaikan pesanan Cari Barang Buku. Pembeli bisa menginformasikan via kotak pesan, judul barang buku buku yang dibutuhkan dan belum terpampang di display. Kami usahakan mencarikan seoptimal mungkin. Untuk mengefektifkan layanan, kami juga melakukan pengiriman dari berbagai kota (Surabaya-Jogjakarta-Jacarta) menuju alamat pemesanpembeli barang 8Ekspedisi direkomendasikan pakai JNE dibanding lainnya, untuk WAHANA kami buka kembali hanya saja menggunakan layanan ini tidak direkomendasikan soal ketepatan waktu, apalagi bila produk yang dibeli Akan segera digunakan Disebabkan kami CINTAMATIBUKU Catatan Pelapak terakhir kali diubah pada tanggal 05 de fevereiro de 2017, pukul 13.57 WIB

Comments